Informasi

Bagi rekan-rekan yang berminat menggunakan sound system, atau peralatan band sederhana kami. anda dapat menghubungi kami di 08159906112 atau di 087884485922,

Kamis, 04 Agustus 2011

Olga Lebay! Kaum Ibu Protes Konten Vulgar di Acara Sahur

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK -
Tayangan sejumlah stasiun TV selama Ramadan 1432 H, baik jelang buka puasa maupun sahur, menuai kritik dan keprihatinan banyak pihak, terutama ibu rumah tangga. Tayangan-tayangan itu dinilai tidak mendidik.

Uray Henny Novita, anggota DPRD Kota Pontianak, mengkritisi penampilan host Olga Syahputra dalam acar sahur di satu stasiun TV yang terkesan berlebihan, vulgar, dan tidak mendidik.

"Kemungkinan acara tersebut bermaksud baik, namun terkadang improvisasi ocehan Olga menyebabkan tayangan itu menjadi tidak nyaman bagi orang timur," kata Henny, yang juga Ketua DPC Partau Hanura Kota Pontianak, kepada Tribun, Rabu (3/8/2011) malam.

Istri Wakil Bupati Sambas, Wafida Pabali Musa, termasuk yang memprotes sejumlah tayangan Ramadan di beberapa stasiun TV. Program acara sahur yang disiarkan live, misalnya, menurut dia lebih banyak mengumbar kelucuan untuk menarik minat penonton ketimbang pesan religi.

"Memang harus diakui tayangan sahur yang disiarkan live lebih banyak memancing ketawa-ketawa dari pada mendidik atau menyampaikan pesan religi. Kalimat-kalimat host yang kurang pantas, seharusnya tidak ditayangkan, kecuali diedit dulu," kata Wafida.

KPID Kalbar pun mencatat hal yang sama. Menurut Ketua KPID Kalbar, Faisal Riza, dalam konteks tayangan Ramadan, pihaknya bersama KPI pusat sudah mengimbau pengelola stasiun TV nasional untuk menayangkan acara bernuansa islami yang mendidik dan tidak keluar dari norma-norma.

Faisal menyebutkan, dari hasil pemantauan TV nasional yang bersiaran di Kalbar, pihaknya sudah mengajukan surat ke KPI pusat untuk menegur tiga pengelola TV swasta nasional dalam siaran Ramadan.

KPID menegur Trans7 yang menayangkan Hipnotheria edisi Senin (1/8/2011) sore, karena tayangan tersebut memberi dimensi kekerasan terhadap anak. Acara sulap dengan host Olga itu mengandung ajaran kekerasan terhadap anak, karena anak-anak diminta memukul seseorang.

Selain itu, KPID menegur TransTV dalam tayangan Sahur, Selasa (2/8/2011) subuh, karena dalam tayangan itu host Olga yang menampilkan host lain, Minus, warga Papua yang bertubuh pendek. Komentar-komentar Olga, kata Faisal, terkesan mendiskreditkan etnis tertentu.

KPID juga mengajukan teguran kepada tvOne yang menayangkan azan Magrib yang menampilkan iklan mobil. Menurut Faisal, azan adalah public content (bagian dari layanan masyarakat) bukan untuk profit.

KPID Kalbar meminta tvOne mengubah formatnya dengan menghilangkan tampilan mobil karena itu dianggap iklan.

"Pengawasan yang kita lakukan mekanismenya bisa hasil temuan sendiri atau pelaporan dari masayarakat. Setelah itu, kita sampaikan ke KPI pusat dan diteruskan ke pengelola stasiun TV," paparnya.

"Dalam tayangan live sahur Ramadan, terkadang kata-kata host muncul makian, terkesan vulgar, bahkan ada yang cenderung cabul. Melihat itu, kita ajukan protes lewat KPI pusat dan disampaikan ke pengelola stasiun TV," kata Faisal.

Faisal menyebutkan, warga yang melihat tayangan tidak pantas atau melanggar norma-norma, bisa melaporkan melalui website www.kpid-kalbar.org atau melalui pesan singkat (SMS) ke nomor 082153404000. Warga bisa menyebutkan judul acara, nama TV, jam tayang, dan masalah yang diprotes.

Faisal juga mengungkapkan, KPID lebih banyak mengawasi TV lokal. Ada acara dialog tentang obat kuat yang ditayangkan TV lokal pukul 17.00 yang sedang dikaji. "Jika dialog itu menyerempet ke pembicaraan dewasa, sebaiknya jam tayangnya digeser ke malam," katanya.

Tidak ada komentar: